Ortu Egois VS Ortu Bijak

Ada ortu yang egois tapi juga ada ortu yg bijak dalam mendidik anak.

Ortu egois, semua keputusan dalam mendidik anak pun demi kepentingannya.

Ortu bijak dalam mendidik anak untuk kepentingan anak.

Ortu egois segera menyekolahkan anak sejak usia sangaaat dini. Anak masih umur 3-5 tahun ortunya sudah bingung mencari play Group, kelompok bermain, kalau perlu yg full day. Padahal anak masih sangat butuh perhatian dan pendampingan ortunya, tapi karena ga tahan anaknya yg mulai aktif akhirnya dia "buang" anakknya demi kepentingannya agar bebas dari mengurus anak.

Ortu yg bijak akan mendampingi anak, menemani anak bermain. Hingga ketika anak meminta sendiri sekolah maka ortu ini pun mencarikan sekolah untuk anaknya.

Ortu egois segera mencarikan les privat anak krn ingin punya anak SUPER KIDS yg bisa dibanggakan kpd teman, tetangga dan keluarga besarnya. Atau Krn malu dg nilai rendah anaknya. Ga peduli anaknya sangat tertekan, dan terbebani dg seambrek les matematik, les tahfis, les bhs inggris, les bhs arab dst.

Ortu bijak melihat anaknya unggul di satu bidang dan itu potensinya, mk dia tawarkan privat sesuai dg passionnya, mk anak menyambutnya dg senang hati.

Ortu egois menyekolahkan anaknya agar nanti bisa nebeng kesuksesan anaknya.

Ortu bijak, kesuksesannya untuk membiayai kesuksesan anaknya lagi.

Ortu egois, dia selalu menuntut doa anaknya tanpa pernah berdoa untuk kebaikan anaknya.

Ortu bijak selalu berdoa untuk kebaikan anaknya kemudian membiasakan anaknya berdoa untuk ortunya.

Ortu egois berinfak dg harapan pahala dirinya saja. Ortu bijak berinfak agar Allah memberikan pahala dirinya dan berharap agar Allah menjaga anak-anaknya.

Ust. Yusuf Iskandar