Bagaikan Air dan Api

Bagaikan Air dan Api

worm's-eye view photography of concrete building
worm's-eye view photography of concrete building

Air dan api tak mungkin disatukan. Api yang membakar, akan padam kalau disiram air. Dan sebaliknya.

Demikian juga, antara: Mengharap pujian makhluq dan pujian Allah.

# Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

"Tidak mungkin dalam hati seseorang menyatu antara ikhlas dan mengharap pujian, tamak pada sanjungan manusia. Keduanya bagaikan air dan api.” (Kitab Fawaidul Fawaid)

# Ibnu Atho’ bin Abi Rabbah rahimahullah berkata : “Ketahuilah, ada sebagian manusia biasa memujimu karena yang mereka lihat hanya lahiriyahmu. Seharusnya engkau jadikan pujian mereka itu cambuk untuk memperbaiki diri. Karena ingatlah orang yang paling bodoh itu adalah yang merasa senang dengan pujian, padahal ia sendiri yakin akan kekurangan dirinya.” (Kitab Al-Hikam)

# Al-Auza'i rahimahullah berkata :

إنّ مِن الناس مَن يُحب الثناء عليه ؛ وما يساوي عند الله جناح بعوضة

"Sesungguhnya ada diantara manusia yang suka dipuji, padahal dia disisi Allah tidak lebih berat dari sayap seekor nyamuk." (Hilyah, 8/255)

# Ibnu Ajibah berkata :

“Janganlah engkau tertipu dengan pujian orang lain yang menghampirimu. Sesungguhnya mereka yang memuji. mu tidak mengetahui hakekat dirimu kecuali yang nampak saja bagi mereka. Sedangkan engkau sendiri yang mengetahui isi hatimu.

Ada ulama yang mengatakan, “Barangsiapa yang begitu girang dengan pujian manusia, syaithon pun akan merasuk dalam hatinya.” (Lihat Iqozhul Himam Syarh Matn Al Hikam, Ibnu ‘Ajibah, hal. 159, Mawqi’ Al Qaroq, Asy Syamilah)

Oleh karenanya diantara doa yang dipanjatkan oleh sahabat Utbah bin Ghazwan radhiyallahuanhu :

أعوذُ بالله أن أكونَ في نَفْسِي عظيمًا وعند الله صَغيرًا

"Aku berlindung kepada Allah dari merasa diri besar padahal kerdil disisi Allah." (Diriwayatkan Imam Muslim, 2967)

Maka Alangkah indahnya nasehat dari Dzun Nuun Al-Misri yang menyebutkan tiga ciri tanda seorang manusia memiliki sifat ikhlas :

1. Tetap merasa sama ketika dipuji dan dicela.

2. Melupakan amalan kebajikan yang dulu pernah diperbuat,

3. Mengharap balasan dari amalan di akhirat (dan bukan di dunia). (At Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an, An Nawawi, hal. 50-51, Maktabah Ibnu ‘Abbas, cetakan pertama, tahun 1426 H)

Seperti kita ketahui bahwa air dan api tidak mungkin saling bersatu, bahkan diantara keduanya pasti akan saling berusaha membinasakan. Demikianlah halnya mencintai keikhlasan dan mencintai pujian.

Ya Allah, jadikanlah RidhoMu, ampunanMu dan rahmatMu menjadi tujuan dalam setiap amal kami...

Batam, 10 Oktober 2025.

Ust Yusuf Iskandar.